Analisis Puisi Berdasarkan Teori Abrams



Pengagum Mimpi
Nanda Eka Adi Putra

Akulah pengagum di balik tabir rahasia senyum kharismamu
Merekat erat di benak malamku
Menghantarkan hasratku ke tepi bahagia
Merajut sejuta impian bersama mimpimu

                        Aku masih didalam malamku
Melukis senyum manismu didalam tidurku
Dan bermimpi tentang indah hari-hariku
Bersamamu...

Dalam bukunya The Mirror and The Lamp (1971), Abrams mengemukakan sebuah teori universe-nya terhadap sastra. Teori universe tersebut adalah teori yang merujuk pada alam semesta. Dalam hal tersebut dapat kita ketahui empat hal yakni pertama ada suatu sastra (karya seni), kedua ada pencipta (pengarang) karya itu sendiri, kemudian yang ketiga ada semesta alam yang mendasari lahirnya karya sastra (realitas sosial), keempat ada penikmat karya sastra (pembaca).
Berdasarkan teori itu, karya sastra dapat dipandang dari empat sudut pandang yaitu:
- Pendekatan Objektif
- Pendekatan Ekpresif
- Pendekatan Mimetik
- Pendekatan Pragmatik
Keempat pendekatan ini nantinya akan saling berhubungan dengan karya sastra. Dalam uraian selanjutnya akan dibahas pula mengenai hubungan sastra dengan pembaca dan hubungan sastra dengan pengarangnya. Pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan sebelumnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      Kajian Puisi menurut Pendekatan Objektif Teori Abrams
     Pandangan terhadap karya sastra secara obyektif menyatakan bahwa karya sastra merupakan dunia otonom, yang dapat dilepaskan dari pencipta dan lingkungan sosial-budaya  zamannya. Dalam hal ini, karya sastra dapat diamati berdasarkan strukturnya. Struktur  tersebut merupakan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam karya sastra. Unsur intrinsik  dapat berupa perwatakan tokoh, alur, setting dan tema. Sedangkan unsur ekstrinsik  dapat  berupa psikologis  pengarang, keadaan lingkungan dan struktur sosial masyarakat. Pendekatan ini lebih mengeksploitasi unsur intrinsik sebuah karya sastra (naratif).

A.    Unsur Lahir
1.  Tipografi (perwajahan puisi)
Tipografi merupakan perwajahan dari bentuk fisik sebuah puisi. Dalam puisi “Pengagum Mimpi” karya Nanda Eka Adi Putra memiliki tipografi  yang umum, yaitu sudah pernah ada, sudah sering digunakan oleh kebanyakan penyair maupun orang awam. Puisi tersebut memiliki dua bait dengan pola 4-4, pada bait pertama terdapat empat larik dan pada bait kedua terdapat empat larik pula. Pada setap awal larik dalam puisi tersebut pada awal larik puisinya menggunakan huruf kapital semua dan tidak diakhiri dengan tanda baca titik (.) serta tidak banyak menggunakan tanda baca lain, melainkan yang digunakan hanyalah tanda baca titik tiga (...) yang berarti pembacaan lama, dengan intonasi yang panjang. Hal tersebut terdapat pada larik terakhir “Bersamamu...”

2.      Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata dalam sebuah  puisi. Dalam puisi “Pengagum Mimpi” pemilihan kata atau diksi yang digunakan oleh penyair menggunakan kata-kata yang sederhna sehingga maknanya dengan mudah dipahami oleh pembacanya. Dalam puisi tersebut juga terdapat kata yang memakai konotasi, seperti:
-          Tabir              = merupakan tirai penyekat, penutup dinding
-          Erat                = erat berarti kuat, sehingga tidak mudah leps
-          Benak            = benak berarti iai, yang ada di dalam rasa, pikiran,
maupun yang ada di dalam hati
-          Hasrat           = merupakan keinginan (harapan) yang kuat
-          Tepi                = bagian bidang (permukaan) yang berada di paling luar atau pinggir
-          Merajut          = berarti membuat, menjalin, menciptakan, membangun
-          Mimpi          = sebuah angan, harapan, yang dimiliki setiap orang
-          Melukis        = membuat gambar
-          Karism         =keadaan yang dihubungkan dengan kemampuan
seseorang untuk membangkitkan rasa kagum dari masyarakat
terhadap dirinya

3.   Citraan
Citraan merupakan kesan yang dapat kita tangkap pada kalimat atau baris dalam puisi atau susunan kata yang dapat mengungkapkan pengalaman inderawi seperti pendengaran, penglihatan,perasaan, indra penciuman, dan indra perabaan.
Dalam puisi “Pengagum Mimpi” terebut juga menggunakan beberapa indera, yaitu indera penglihatan, indera perasaan, serta indera perabaan. Dalam puisi “pengagum mimpi” terdapat citraan seperti berikut:
-         Dalam puisi tersebut menggunakan citra penglihatan, sehingga hal-hal yang tidak terlihat seolah-olah terlihat, seperti pada:  rahasia senyum karismamu/ senyum manismu
-         Dalam puisi tersebut juga menggunakan Citra perasa, citra perasa merupakan keadaan yang dapat ditangkap oleh alat indra manusia, dalam puisi tersebut alat indera yang berfungsi sebagai perasa adalah lidah,yang berkaitan dengan pegecapan, manis merupakan salah satu jenis rasa yang dapat dirasakan oleh alat pengecap atau lidah, terdapat pada ; senyum manismu. Penyair eakan-akan telah merasakan manisnya.

4.   Bunyi
Bunyi merupakan esuatu hal yang dibentuk oleh rima dan irama. Bunyi dapat menciptakan suasana tertentu dalam pembacaan puisi. Bunyi yang terdapat dalam puisi “Pengagum Mimpi” tersebut adalah Bunyi Chacophony, karena didalamnya terdapat sebuah pengharapan yang besar, suasana keedihan, syahdu, haru, pilu dan kegalauan seseorang akan pengharapan yang besar untuk bisa bersama dengan orang yang dikasihinya.

5.      Irama
Irama merupakan lagu kalimat yang digunakan penyair dalam mengapresiasikan puisinya berkenaan dengan pergantian tinggi rendahnya bunyi. Irama yang digunakan dalam puisi “Pengagum Mimpi” adalah irama yang menunjukan pengharapan yang teramat besar didalam benak  dari seorang untuk bisa bersama sama dengan orang yang dikasihinya, oleh karena itu irama yang dihasilkan oleh puisi tersebut terkesan biasa saja karena kata-kata pada setiap lariknya terkesan menggunakan kata-kata yang sederhana, dan tak ada perubahan nada yang sangat ketara, karena tidak ada bentakan. Tetapi ada penekanan dan kesejajaran vocal a pada larik: merekat erat dibalik malamku. Yang membuat keindahan irama dalam pembacaannya.

6.      Rima
Rima adalah persamaan bunyi pada sebuah puisi, baik di awal di tengah dan akhir baris puisi. Puisi “pengagum mimpi” tersebut memiliki irama yang tetap,karena memiliki akhiran huruf  yang sama dari awal hingga akhir larik puisinya. Rima dalam puisi tersebut berpola huruf vocal u, dapat dilihat bahwa akhiran dalam setiap lariknya semua berakhiran huruf  u.
Puisi ini dapat digolongkan dalam puii berirama terbuka dan rima datar. Karena suku akhirnya termasuk suku terbuka dengan vocal yang sama yaitu vocal u (rima terbuka) dan kata-kata yang berirama terdapat pada larik yang sama (rima datar) seperti: merekat erat dibenak malamku.

7.      Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bentuk tulisan yang dipergunakan dalam suatu karya sastra dengan tujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran penyair.gaya bahasa merupakan gaya yang berkias yang dapat menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Gaya bahasa disebut juga majas, dalam puisi “pengagum mimpi”  gaya bahasa yang digunakan adalah:
-        Majas metafora, karena mengungkapkan makna yang tersirat, dengan membandingkannya dengan suatu perumpamaan kiasan atau benda, Seperti:
-          Merajut sejuta impian
-          Melukis senyum manismu
-          Merekat erat di benak malamku
-        Majas hiperbola, yaitu majas yang berupa pernyataan berlebihan dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam. Dalam puisi “pengagum mimpi” terdapat pada: merajut sejuta impian
-      Majas personafikasi, yaitu majas yang mengibaratkan atau melukiskan suatu benda dengan memberi sifat-sifat manusia kepada benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup. Dalam puisi “pengagum mimpi”  terdapat pada:
-          Merajut sejuta impian. karena sesuatu yang dirajut adalah benda mati, sedangkan yang mempunyai impian adalah manusia. Jadi maksudnya yaitu manusia dianggap sebagai benda mati.

8.      Kata konkret
Kata konkret merupakan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan munculnya citraan. Kata kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang. Pada puisi “pengagum mimpi” terdapat kata konkret seperti “merajut sejuta impian” artinya seseorang dalam puisi tersebut memiliki begitu banyak angan, dan harapan.

B.     Unsur Batin
1.      Tema
           Tema adalah pokok pikiran, dasar cerita yang dilukiskan, digambarkan dan dipakai sebagai dasar mengarang. Tema dalam puisi “pengagum mimpi” yaitu tentang pengharapan. Yaitu tentang seseorang yang begitu  mengharapkan hidup bahagia dengan berjuta angan dan mimpi bersama seseorang yang teramat dikasihinya dalam hidupnya.
Ini tergambar dari bait pertama dan kedua.

Menghantarkan hasratku ke tepi bahagiamu
Merajut sejuta impian bersama mimpimu
Serta dalam bait kedua:
Dan bermimpi tentang indah hari-hariku
Bersamamu...

Dalam larik terebut digambarkn ia sangat berharap bahwa hari-hari yang ia lewati bisa bersama dengan orang yang dikasihinya itu, iapun mempunyai banyak mimpi atau keinginan yang akan iakan lakukan bersama dengannya. Oleh karena itu puisi ini termasuk dalam puisi bertema pengharapan.

2.      Rasa
        Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat di dalam puisi. Rasa yang ada dalam puisi “pengagum mimpi” ini adalah rasa pilu, sedih,resah yang tergambar pada setiap baitnya. Harap resah, cemas dan kekhawatiran seeorang akan hadirnya ia yang dikasihinya. Ia sangat berharap dapat hidup bahagia bersama dengannya dengan sejuta mimpi, namun dalam puisi tersebut digambarkan kecemasannya juga akankah dia dapat bahagia dan bersama sama dengannya dalam melewati hari-harinya, karena itu semua hanyalah sebatas mimpi atau harapannya.

3.      Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, dengan nada ombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain sebagainya. Pada puisi “pengagum mimpi” ini, adanya penuangan perasaan harap-harap, angan dan kecemasan. Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan ia sangat berharap dapat menjalani kehidupan hari-harinya bersama orang yang sangat dikasihinya, namun ia cemas akankah semua angan bahagia itu hanyalah sebatas mimpi atau bisa saja terwujud. Suasana yang timbul dalam pembacaan puisi tersebut adalah romantisme. Yaitu suasana romantisme cinta yang dibuat akan memunculkan rasa haru akan pengharapannya yang teramat dalam pada orang yang dikasihinya itu untuk dapat hidup bahagia menjalani hari-hari bersamanya.

4.      Amanat
           Amanat adalah maksud, himbauan, pesan, atau tujuan yang hendak disampaikan oleh penyair melalui puisinya. Amanat yang terdapat dalam puisi “pengagum mimpi” adalah agar kita dihimbau untuk jangan takut bermimpi, dan jangan pernah menyerah dalam mencapai impianmu ataupun berputus asa. Teruslah untuk optimis, dan percaya bahwa sesuatu yang baik pasti akan terjadi.
Dalam puisi tersebut juga digambarkan tentang kesetiaan, meskipun ia tau bahwa mimpinya itu belum tentu akan terwujud namun ia terus bermimpi terhadap harapannya itu tanpa mengubah tujuan impian awalnya. Maksudnya yaitu kita semua harus berpegang teguh dan konsisten terhadap mimpi kita. Karena sesuatu yang diyakini dengan sungguh-sungguh pasti peluang terwujudnya akan lebih besar.

2.      Kajian Puisi menurut Pendekatan Ekpresif Teori Abrams
Pendekatan ekspresif ini merupakan pendekatan yang mengaitkan sebuah karya sastra dengan pengarangnya. Pendekatan ekspresif dari puisi “pengagum mimpi” karya Nanda Eka Adi Putra
1.      Biografi penyair
Pengarang puisi tersebut bernama Nanda Eka Adi Putra, seorang mahasiswa di Universitas PGRI Semarang yang sekarang ini ia sudah memasuki masa perkuliahannya di semester empat (4) jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tepatnya sekarang ia di kelas 4C. Selain ia aktif kuliah ia juga aktif di UKM Teater Gema.
Nanda pernah bersekolah di TK 01 Demoro, dan melanjutkan di SDN 4 Timoro serta lulusan SMP N 2 Penawangan. Ia jugs merupakan siswa lulusan SMA Negeri 1 Taroh. Ia lahir di Grobogan pada tanggal 14 Oktober 1997. Ia juga pernah ikut main peran diacara pertunjukan teater gema.

2.      Penafsiran pemahaman puisi
a.      Pemilihan kata khas diksi pengarang
Puisi yang ditulis oleh Nanda Eka Adi Putra dalam puisinya yang berjudul pengagum mimpi merupakan suatu gambran pengalaman yang dirasa dan dialaminya.
·         Akulah pengagum di balik tabir  rahasia senyum karismamu
                Larik tersebut memiliki makna konotasi bahwa ia mengagumi seseorang tanpa membicarakannya langsung kepada orang terebut. Diambil dari diksi “tabir  rahasia” tabir sendiri ialah sebuah tirai penyekat, penutup dinding. Maksudnya ialah ia hanya mengagumi dan berharap dalam angannya saja dan tak mengungkapkan perasaannya langsung kepada orang yang dikasihinya itu.
·         Merekat erat dibenak malamku
        Larik tersebut memiliki makna konotasi  bahwa apa yang ia rasakan dan harapkan begitu kuat dan teramat mendalam dan sangat ingin harapannya itu menjadi kenyataan. Diambil dari diksi “merekat erat” kata merekat erat biasanya diidentikkan dengan lem. Lem yaitu benda perekat. Jadi  suatu yang direkatkan yang dijaga agar tidak lepas dan terus merekat. Sama seperti halnya harapannya yang selalu merekat erat diangan dan hatinya serta tidak berniat untuk melepaskan angan dan harapannya itu.
·         Menghantarkan hasratku ke tepi bahagiamu
         Larik tersebut dalam diksi “hasrat” yang berarti keinginan dan “tepi bahagia” yang berarti jalan menuju kebahagiaan. Sang penyair memiliki keinginan untuk hidup bersama nya untuk menuju kebahagiaan.

b.      Kajian kejiwaan pengarang
         Berdasarkan tinjauan psikologis pengarang, Nanda Eka Adi Putra adalah seorang mahasiswa yang memang tertarik kepada dunia seni. Hal tersebut dapat dilihat dari ia aktif di teater gema. Ia telah dua kali mengikuti perfome art bersama Teater Gema. Ia juga memiliki hobi menulis puisi, oleh karena itu ia juga dapat dengan baik merangkai diksi puisinya. Entah mengapa tokoh yang berada didalam puisi ini seakan-akan begitu terobsesi dengan mimpinya sehingga ia konsisten dengan mimpinya yang ingin hidup bahagia menjalani hari hari bersama seseorang yang dikasihinya itu.

3.      Kajian Puisi menurut Pendekatan Mimetik Teori Abrams
         Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang dalam mengkaji karya sastra berupa memahami hubungan karya sastra dengan realita atau kenyataan. Kata mimetik berasal dari  bahasa yunani yaitu “mimesis” yang berarti tiruan. Menurut Abrams pendekatan ini karya sastra dianggap sebagai tiruan alam atau kehidupan.
Pada puisi “pengagum mimpi” karya Nanda Eka Adi Putra tersebut menceritakan tentang pengharapan serta angan yang sangat mendalam seseorang untuk dapat hidup dan menjalani hari-harinya berama dengan orang yang dikasihinya. Penyair melukiskan tabir rahasia, merekat erat, merajut sejuta impian. Semua benda-benda itu mengungkapkan perasaan harap dan angan yang teramat dalam yang tak diungkapkan secara langsung kepadanya. Penyair merasa lem merupakan suatu yang di identikkan dengan alat yang digunakan untuk merekatkan yang bermaksud bahwa mimpinya itu sudah direkatkan dengan erat dan tak bisa dilepas lagi, maksudnya tokoh dalam puisi tersebut sudah tidak bisa melepaskan lagi mimpinya, ia konsisten dan berkeyakinan teguh pada mimpi dan harapannya itu untuk bisa bersama dengan orang yang dikasihinya itu.  Selain itu terdapat kata tabir rahasia yang berarti dinding penyekat, penutup dinding , yang berarti sebuah harap yang tak diungkapkan secara langsung kepadanya. Terdapat pada bait pertama yaitu:

Akulah pengagum di balik tabir rahasia senyum karismamu
Merekat erat di benak malamku

           Larik dalam bait tersebut juga digambarkan suasana malam. Malam yaitu suasana alam yang identik dengan sepi, hening, sunyi dan gelap. Maksudnya yaitu ia berharap dalam sepi, hening, sunyi  hanya ia yang tau akan  harapannya itu, yang tak ia sampaikan kepada orang yang dikasihinya. Dan dalam kata malam sendiri juga di identikkan dengan gelap. Maksud gelap dalam puisi tersebut yaitu suasana yang memang gelap hitam tak ada sinar. Maksudnya yaitu ia tak tau akankah harapannya tersebut dapat menjadi kenyataan atau tidak. Ia hanya bia melewati malam dan menunggu datangnya pagi, seperti ia menunggu harapannya itu menjadi nyata.
           Pada bait kedua  dalam puisi “pengagum mimpi” perhatian penyair memfokuskan ke kehidupan malam. Yaitu tergambar pada suasana malam dan waktu tidur. Yang terdapat dalam larik pertama dan kedua di bait kedua

Aku masih di dalam malamku
Melukis senyum manismu di dalam tidurku

           Suasana malam maksudnya ialah kegelapan, ketidakpastian, menunggu datangnya pagi seperti ia menunggu angan dan harapannya menjadi kenyataan, seakan-akan ia adalah gelapnya malam yang menunggu cerahnya pagi. Dan kata tidurku, tidur dalam puisi tersebut maksudnya ialah tidur di waktu malam, berharap diwaktu malam dengan ketidakpastian. Dalam tidur pastinya identik dengan mimpi, dalam puisi tersebut menceritakan bahwa harapan dan angan dari tokoh puisi terebut hanyalah sebuah mimpi. Ia bermimpi untuk datangnya kepastian dan kenyataan dari harapan harapan dan angannya itu.

4.      Kajian Puisi menurut Pendekatan Pragmatik Teori Abrams
          Pendekatan pragmatik ialah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu melalui karyanya kepada pembaca. Dalam praktiknya pendekatan ini mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan fungsinya untuk memberikan pendidikan (ajaran) moral, agama, maupun ajaran lainnya. Semakin banyaknya nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra maka semakin tinggi pula nilai karya sastra tersebut bagi pembacanya.pendekatan pragmatik menurut Abrams menekankan pada tujuan seniman dan karakter karya yang sifat dasarnya untuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan penikmatnya.

Analis pendekatan pragmatik dalam puisi “pengagum mimpi” karya Nanda Eka Adi Putra
-          Akulah pengagum di balik tabir rahasia senyum karismamu
        Larik puisi terebut merupakan larik puisi yang terdapat pada bait pertama puisi karya Nanda Eka Adi Putra yang berjudul “pengagum mimpi”. Dalam larik tersebut menggambarkan tentang kekaguman seseorang terhadap orang yang dianggapnya istimewa, yang tak diungkapkan secara langsung kepada orangnya. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan diksi  tabir rahasia  yang berarti penyekat , rahasia, sesuatu yang tidak diungkapkan.
Melalui pendekatan pragmatik, pesan dan manfaat yang terampaikan dari larik tersebut  kepada pembacanya adalah bahwa dalam kita mengagumi seeorang, kita tak selamanya harus mengungkapkannya secara langsung kepada orangnya. Bahkan kadangkala ada saat dimana kita memang tidak bisa mengungkapkannya dan hanya menyimpannya sendiri demi sebuah kebaikan bagi semuanya.  jangan takut mengagumi seseorang hanya karna kita tidak bia mengungkapkannya, karena mengagumi seseorang adalah hak bagi setiap orang itu sendiri.

-          Merajut sejuta impian bersama mimpimu
        Larik puisi tersebut pun terdapat pada bait petama puisi pada baris keempat. Larik tersebut menggambarkan  bahwa sang tokoh mempunyai banyak impian, angan  dan harapan bersama dengan seorang yang dikasihinya. Melalui pendekatan ini  pesan, dan manfaat yang tersampaikan kepada pembaca adalah setiap orang juga harus mempunyai mimpi. Jangan takut bermimpi meskipun kita tidak tau bahwa akankah mimpi itu dapat menjadi kenyataan. Kebanyakan orang berkata “jangan bermimpi terlalu tinggi, nanti jatuhnya sakit”  tapi yang benar ialah lemparkan jutaan  mimpimu lebih tinggi lagi, karena saat mimpi tersebut dapat hadir dalam pikiran Anda, maka sebenarnya ia memiliki ruang yang masuk akal untuk diwujudkan. Jadi intinya kita dihimbau untuk jangan pernah takut bermimpi.


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer