Folklore Daerah Brebes
Jaka Poleng
Laksito , ialah seorang
pelayan Bupati Brebes saat itu. Ia dahulu bekerja merawat kyai Genta kuda
kesayangan Sinuwunya Gusti Kanjeng Bupati. Ia merupakan pelayan kesayangan
bupati karena tekun dan pekerjaannya yang rapih. Dulu bupati ingin jika Genta
kuda kesayangannya itu selalu di rawat oleh Laksito. Setiap harinya ia selalu
dibuatkan teh oleh pelayan Bupati sebelum ia berangkat ke persawahan untuk mencari rerumputan
makanan Genta. Suatu hari saat iya pergi ke sawah untuk mencari rumput, ia sangat lelah dan bercucuran keringat
sehingga ia memutuskan untuk beristirahat.
Saat itu rasa lelah berubah menjadi kantuk dan sayup sayup ketika ia
sedang beristirahat ia sekelibatan melihat ula poleng besar bermahkota emas dikepalanya
melintas didepannya. Laksito mengucek ucek matanya beberapa kali untuk
memastikan ia bermimpi atau tidak. Lalu ula itu pergi dari hadapan laksito.
Setelah itu ia kembali
lagi melanjutkan pekerjaannya mencari rumput. Di tengah tengah ia mencari
rumput, ia menemukan sebuat telur yang lumayan besar, tanpa pikir panjang,
Laksito mengambil telur itu dan disakukannya kedalam bajunya lalu ia pun
pulang.
Setelah sampai di rumah ia
menyimpan telur itu di pawon. Selang beberapa hari, ia benar-benar meraa lapar,
dan tidak punya uang lagi. Akhirnya ia teringat bahwa ia mempunyai telur yang
kemarin ia temukan di sawah. Lalu ia mengambil telur itu dan memasaknya karena
ia benar-benar merasa lapar. Setelah ia selesai memakan telur itu, ia merasa
seluruh badannya itu panas, sehingga ia meminum air sebanyak-banyaknya. Namun
ia semakin merasa panas saja dan tidak ada perubahan. Lalu ia merendam badannya
di bak kamar mandi, dan ia masih saja merasa panas dan gatal, rasanya sungguh
aneh dan benar benar tidak enak, sehingga tanpa pikir panjang ia berlari ke umur
dan menceburkan dirinya ke dalam sumur itu karena tidak tahan panasnya. Lalu
selang beberapa saat ia merasa ada yang aneh dalam tubuhnya dan ternyata ia berubah menjadi
setengah ula poleng dan setengah manusia.
Setelah itu ia menghadap
ke kanjeng bupati dan menceritakan kejadian yang telah menimpanya itu. Ia baru
sadar ternyata telur yang ia temukan itu ialah telur ula poleng. Kanjeng bupati
tak bisa berkata apa apa lagi, lalu ia
pun mengubah nama Laksito menjadi Jaka poleng karena ia adalah sosok lelaki
yang belum menikan dan masih perjaka serta bagus dan bertubuh ula poleng.
Kanjeng bupati pun mengutus jaka poleng untuk menjaga sekitar alun-alun pendopo
dan kauman dan sekitarnya juga dilarang mengganggu rakyatnya. Lalu jaka poleng
pun mengiyakan titahan dari kanjeng bupati saat itu.
Titin yang mana anak dari
pak RT yang kami wawancarai saat itu juga mengatakan bahwa jaka poleng itu
memang benar adanya, ada sebagian warga
yang melihatnya. Ia juga mengatakan bahwa salah satu orang pintar di kauman
juga mengatakan bahwa jaka poleng etiap jam 5 pagi setelah shubuh selalu berkeliling di pendopo dan sekitar daerah
kauman untuk menjaga daerah tersebut.
Pendopo merupakan rumah
tinggal bupati brebes hingga sekarang. Dan di dalam pendopo hingga saat ini
juga terdapat atu kamar yang memang khusus dn tidak diperbolehkan seorangpun
masuk sembarangan kedalam sana. Kamar itu hanya di buka dan dimasuki oleh orang
yang memang sudah ditugasi untuk menjaga dan membersihkan kamar itu. Kamar itu
merupakan kamar yang dulunya ditinggali oleh laksito yang sekarang menjadi jaka
poleng.
Dan hal itu semakin
memperkuat bahwa jaka poleng itu memang
benar adanya di Brebes. Khuusnya di daerah pendopo Alun- Alun Brebes sekitar
Kauman Belakang Masjid Agung.
Konon katanya adapula yang menyatakan bahwa Jaka poleng hingga saat ini masih menjaga daerah sekitar pendopo alun-alun Brebes.
Komentar
Posting Komentar