Cerpen Cita "Makaikat Berduri"



Malaikat Berduri

oleh : Heike  Kamarullah
Dalam hidup akan selalu ada piihan, hati manusia pun bisa berubah kapan saja, begitu pula dengan hati Diandra. Dia  pikir dulu dia tidak  akan terlena, dia akan bertahan dengan Reno mantan kekasihnya meskipun dengan sejuta lara dan ribuan pengkhianatan. Ternyata tidak, hati Diandra bisa berubah layaknya hati manusia lainnya. Dulu Dia pikir cinta itu memang selalu menyakitkan dan penuh pengkhianatan, tapi itu dulu sebelum akhirnya Diandra bertemu dengan Farid. Farid adalah lelaki tinggi, dingin dan pintar di kampusnya. Mereka bertemu ketika sama-sama menjadi pendamping OSPEK di kampusnya, awalnya Diandra hanya kagum dengannya, karena paras dan karismanya yang kuat ketika menggunakan almamater. Sebelumnya mereka sudah saling tahu, tapi Diandra baru kali ini dapat melihatnya, bahkan ketika dulu Farid mengikuti kelas Diandra, dia tidak melihanya sama sekali baginya Farid hanya sebatas angin lalu.


“Duh gila, lihat deh kenapa Farid berubah jadi manis seperti itu ya, dulu aku bahkan tidak bisa melihatnya. Ketika melihatnya yang ada dalam otakku hanya Reno, keren sekali gilaa dia sekarang ” (ucap Diandra pada Velis teman dekatnya)

Dari dulu kali Farid manis, kamunya saja yang hanya memandang Reno dengan cintamu yang buta itu. Tapi Din sepertinya  jangan deh dia terlalu jauh untuk digapai. Anak-anak bilang farid itu sangat dingin, cuek, bahkan susah untuk ambil hatinya” ucap velis yang seketika membuatku ragu. Tapi diandra tidak ambil pusing, mungkin dia pikir perasaan dengannya hanya sebatas kagum, tidak lebih.

Waktu terus berjalan, hingga tak terasa bahwa ini adalah hari terakhir diandra mendampingi OSPEK mahasiswa baru di kampusnya. ini adalah pengalaman baru baginya, awalnya dia kira akan membosankan, tetapi ternyata mahasiswa baru yang dia dampingi semuanya asik dan membuatnya senang. sebentar lagi acara akan ditutup dengan lomba yel-yel terkompak, para pendamping sibuk dengan mahasiswa dampingannya masing-masing untuk berlomba-lomba menjadi tim yang terbaik. Begitu pun Diandra, dia sedari tadi mengawasi mahasiswanya berlatih, namun fokus Diandra tiba-tiba berubah, dan teralihkan pada sosok laki-laki tampan dengan tubuhnya yang tinggi dan diibangi hidungnya yang mancung yang ternyata adalah Farid.


" kak, ayo gladi dua  kelompok lagi kita tampil, jadi nanti ada puisinya kak"

"kak Di... wooyyy Kaak!" ucap Deon mengagetkan diandra

"eeh iyaa, ayo gladi terus kalian baris di depan sana ya, kaka di samping  dekat juri nanti"

Diandra dan kelompoknya mempersiapkan diri untuk menampilkan yel-yel di hadapan juri. Tanpa ia tau  ternyata Farid pada hari itu ditugaskan untuk mengawasi lomba yel-yel karena memang dia adalah panitia OSPEK,  dan Diandra  berdiri di samping Farid.  Diandra merasa canggung dan terhanyut dalam lamunanya, karena itu adalah kali pertamanya berdiri di samping Farid. Detak jantungnya seperti dikayuh dengan kencang, tangannya sudah berkeringat dan dia sudah diluar kendali mengatasi salah tingkahnya. Tiba-tiba suara berat namun lembut membuyarkan lamunan Diandra.

 “Diandra, mahasiswa barunya tolong diatur ya”

Ucap Farid dengan senyum manisnya. Saat itu Diandra langsung gugup. Wajahnya merona sumringah, sepertinya dia sedang berada di tengah-tengah taman bunga dengan bunga-bunga yang sedang mekar-mekaran. Sudut bibir Diandra secara refleks menyungging kesamping dengan sangat lebar dan dengan gugup dia menjawabnya.

“Oh iya Farid” Ucap Diandra salah tingkah
“Dek yang benar dong barisnya tolong ketuanya diatur!” tambah Diandra dengan senyuman sembari langsung mengatur mahasiswa barunya.

Diandra tidak mengira bahwa Farid ternyata mengenalnya. Dan sejak saat itu dia baru sadar bahwa yang dia rasakkan bukan hanya sebatas kagum, dia menyukai Farid. Diandra pikir dia jatuh cinta, Farid adalah penyelamatnya karena dia dapat membebaskan Diandra dari penjara cinta Reno yang penuh dengan lara dan pengkhianatan.
            Waktu demi waktu berlalu, Diandra semakin dekat dengan Farid, semakin lama mengenalnya Farid bagaikan malaikat baginya. Farid sangat baik dan lembut, dia tidak pernah menyakiti Diandra, dia rela melakukan apa saja demi Diandra. Farid telah menyadarkan Diandra bahwa cintanya selama ini itu salah, cinta memang boleh, tapi jangan bodoh. Memberi kesempatan memang boleh, satu dua kali itu wajar tapi jika sudah sampai empat kali itu kurang ajar namanya. Kini Diandra yakin bahwa pilihannya sudah tepat, ia tidak menyesal berpisah dengan Reno yang menghianatinya terus dan kini memilih untuk bersama malaikat baiknya Farid yang telah membuat warna baru di hari-harinya. Sifat baiknya bagaikan malaikat bagi Diandra , dengan sayap putihnya  yang selalu bersih dan seakan-akan tidak pernah berbuat salah, kelembutan sayapnya bak sutra.
  


Komentar

Postingan Populer